Selain dikenal maju di bidang teknologi, Jepang juga memiliki ragam destinasi wisata menarik, tatanan masyarakat stabil, keramahan warga, hingga rendahnya tingkat kriminalitas. Tidak heran jika Negeri Sakura dianggap sebagai salah satu negara terbaik untuk dikunjungi dan ditinggali.
Walaupun harga properti di Jepang sangat tinggi, namun ternyata banyak penduduk yang sengaja meninggalkan rumahnya karena berbagai alasan, misalnya bencana alam, paparan zat berbahaya, hingga alasan ekonomi seperti pajak dan renovasi yang dianggap terlalu tinggi. Rumah-rumah yang ditinggalkan ini biasa disebut akiya, yang dalam bahasa Jepang berarti rumah kosong atau terbengkalai.
Question Japan melaporkan bahwa ada setidaknya 8,4 juta rumah yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Akiya umumnya berada di kawasan terpencil dengan akses terbatas namun ada pula beberapa unit yang letaknya berada di kota metropolitan. Di Tokyo saja, dilaporkan bahwa 1 dari 10 rumah telah ditinggalkan, dan jumlahnya terus bertambah.
Akiya sendiri kebanyakan adalah rumah yang berada di kawasan kurang strategis sehingga jarang diminati. Namun jika jumlahnya terus bertambah tanpa ada solusi, maka setidaknya 900 wilayah di Jepang akan menjadi kota mati dan tidak produktif. Karenanya, muncul inisiatif untuk membagikan akiya secara gratis pada yang berminat.